SEJARAH PETA
SEJARAH PETA
Ilmu geografi adalah ilmu yang mempelajari berbagai gejala dengan ruang muka bumi sebagai tempat berkembangnya kehidupan, kesimpulan di atas dikemukakan berkaitan dengan pernyataan yang dibuat oleh Ptolemy dan Richard Hartshome, yaitu :
The purpose of geography is to provide a view of whole earth by mapping the location of procces (Ptolemy).
Geography is concerned to provide accurate, orderly, and rational description and interpretation of the variable character of the earth surface (Richard Hartshome).
Para ahli geografi selalu menaruh perhatian pada persebaran, perubahan, dan keterkaitan antara gejala fisik dan social pada berbagai tempat di permukaan bumi. Kajian – kajian yang dilakukan senantiasa dilandasi oleh pendekatan regional dan ekologis guna memahami secara holistic hubungan antar manusia dan lingkungan dalam membentuk karakter permukaan bumi. Pendekatan regional berupaya untuk memahami, mengkaji, dan menilai lokasi/tempat keberadaan aktivitas manusia di permukaan bumi melalui pertanyaan “dimana´dan ”mengapa disana”. Sementara pendekatan ekologis berupaya untuk memahami keterkaitan antara manusia dan lingkungan, serta bagaimana pengaruhnya pada dinamika kehidupan (Peet).
Obyek utama kajian geografi adalah permukaan bumi. Ilmu geografi akan mempelajari sesuatu yang berada di dalam atau di atas bumi selama hal ini masih mempengaruhi permukaan bumi. Karena permukaan bumi begitu luas dan begitu beragam isinya, maka bidang ilmu geografi membutuhkan sarana yang mampu menyajikan informasi secara baik tentang gejala atau permasalahan yang terjadi di permukaan bumi. Informasi yang dapat ditampilkan dalam sebuah peta adalah informasi keruangan, baik itu informasi antara (menyajikan variable penelitian) ataupun informasi terminal (menyajikan hasil/kesimpulan penelitian) (U.S National Georaphic Standards, 1994). Dalam hal ini keberadan peta menjadi sangat penting untuk merepresentasikan kompleksitas permukaan bumi dalam bentuk yang lebih sederhana. Penggunaan peta juga sangat dibutuhkan dan sampai saat ini belum tergantikan fungsinya untuk menyampaikan ide serta gagasan kepada orang lain, maka peta juga dapat dijadikan suatu pintu masuk ke dalam ilmu geografis, hal ini dikemukakan oleh Hardwick dan Hldgrive (1996), agar peta menjadi informative, serta actual, dan sesuai dengan kegunaannya, diperlukan metode dalam pembuatannya, metode-metode pembuatan peta ini berkembang seiring perkembangan teknologi.
Kemajuan teknologi pada masa kini khususnya teknologi digital, juga mempengaruhi perkembangan dalam pembuatan peta serta analisis, dahulu para ahli geografi menggambarkan kondisi permukaan bumi dengan berbagai macam media, seperti tanah liat, papan kayu, lempeng tembaga, serta media kertas yang terbuat dari kulit pohon, bamboo, dan dedaunan, media-media penggambaran peta di atas berkembang sesuai dengan periode perkembangan pembuatan peta, periode perkembangan pembuatan peta terbagi atas 4 (darkono, www.darkonowordpress.com, 2008), yaitu :
1. Periode awal.
Pemetaan (Kartografi) merupakan ilmu dan seni dalam pembuatan peta. Pertama kali, peta dibuat oleh bangsa Babilonia berupa lempengan berbentuk tablet dari tanah liat sekitar 2300 S.M. Pemetaan dijaman Yunani Kuno sangat maju pesat. Pada saat itu, Konsep dari Aristoteles bahwa bumi berbentuk bola bundar telah dikenal oleh para ahli filsafat (sekitar 350 S.M.) dan mendapat kesepakatan dari semua ahli bumi. Pemetaan di Yunani dan Roma mencapai kejayaannya oleh Ptolemaeus (Ptolemy, sekitar 85 – 165 M). Peta dunia yang dihasilkannya menggambarkan dunia lama dengan pembagian Garis Lintang (Latitude) sekitar 60° Lintang Utara (N) sampai dengan 30° Lintang Selatan (S). Dia menulis sebuah karya besar Guide to Geography (Geographike Hyphygesis). Dengan meninggalkan karangan yang dijadikan sebagai acuan ilmu Geografi yang mendunia sejak jaman kebangkitannya.
peta bangsa Babylonia
peta dunia Claudius Ptolemy
2. Periode pertengahan.
Sepanjang periode pertengahan, Peta-peta wilayah Eropa didominasi dengan cara pandang agama, yang dikenal dengan peta T-O. Pada bentuk beta seperti ini, Jerusalem dilukiskan di tengah-tengah sebelah timur yang diorientasikan menuju bagian atas peta. Penjelajahan Bangsa Viking pada abad 12 di Utara Atlantic, secara perlahan menyatukan pemahaman mengenai bumi. Sementara itu, ilmu kartografi terus berkembang dengan lebih praktis dan realistic di wilayah Arab, termasuk daerah Mediterania. Tentu saja, cara pembuatan peta masih dilukis dengan tangan, dimana penyebarannya masih sangat dibatasi.
peta periode pertengahan
peta Arabic
3. Periode kejayaan.
Penemuan alat cetak pembuat peta semakin banyak tersedia pada abad 15. Peta pada mulanya dicetak menggunakan papan kayu yang sudah diukir berupa peta. Percetakan dengan menggunakan lempeng tembaga yang diukir muncul pada abad 16 dan tetap menjadi standar pembuatan peta hingga teknik fotografis dikembangkan. Kemajuan utama dalam pembuatan peta mendapat perhatian sepanjang masa eksplorasi pada abad 15 dan 16. Para Pembuat peta mendapat jawaban dari Navigation Chart yang menyajikan garis pantai, pulau, sungai, pelabuhan dan simbol-simbol pelayaran. Termasuk garis-garis kompas dan paduan navigasi lainnya. Peta-peta ini membutuhkan biaya yang cukup tinggi, digunakan untuk tujuan militer dan diplomatic hanya dimiliki oleh pemerintah sebagai dokumen rahasia negara. Pertama kali Peta Dunia disajikan secara utuh pada awal abad 16, meneruskan pelayaran dari Colombus dan yang lainnya untuk mencari dunia baru. Gerardus Mercator dari Flandes (Belgia) menjadi ahli pembuat peta terkenal pada pertengahan abad 16. Ia mengembangkan proyeksi silindris yang semakin luas digunakan untuk Navigation Chart dan Peta Global. Berdasarkan pada proyeksi ini ia menerbitkan sebuah peta pada tahun 1569. banyak proyeksi peta lain yang kemudian dikembangkan.
Globe
Martin Waldseemüller's world map
4. Periode modern.
Peta terus berkembang pada abad 17, 18 dan 19 secara lebih akurat dan nyata dengan menggunakan metode-metode yang ilmiah. Banyak Negara melakukan pemetaan sebagai program nasional. Meskipun demikian, sebagian belahan dunia banyak yang tidak diketahui walaupun menggunakan potret udara dengan melajutkan perjalanan Perang Dunia II. Pemetaan Modern berdasarkan pada kombinasi penginderaan jauh (Remote Sensing) dan pengecekan lapangan (Ground Observation). Geographic Information Systems (GIS) muncul pada periode 1970-80-an. GIS menggeser paradigma pembuatan peta. Pemetaan secara tradisional (Berupa Kertas) menuju pemetaan yang menampilkan gambar dan database secara bersamaan dengan menggunakan Informasi geografi. Pada GIS, database, analisa dan tampilan secara fisik dan konseptual dipisahkan dengan penanganan data geografinya. Sistem Informasi Geografis meliputi perangkat keras computer (Hardware), perangkat lunak (Software), data digital, Pengguna, sistem kerja, dan instansi pengumpul data, menyimpan, menganalisa dan menampilkan informasi georeferensi mengenai bumi.
Berdasarkan periode tersebut di atas perkembangan pemetaan telah sampai pada era digital, dimana peta tidak hanya di tampilkan secara analog, tetapi juga digital, dengan perkembangan ini maka analisis yang berhubungan dengan keruangan semakin praktis dan mudah, serta dapat dipakai oleh semua kalangan.
Komentar
Posting Komentar